Peristiwa

Dua Minggu Tak Layani Penjualan Solar Subsidi, SPBU Wajok Didemo Warga

×

Dua Minggu Tak Layani Penjualan Solar Subsidi, SPBU Wajok Didemo Warga

Sebarkan artikel ini

AKSARALOKA.COM, MEMPAWAH-SPBU Wajok 64.783.02 didemo puluhan warga Desa Wajok Hilir, Kecamatan Jungkat, Kabupaten Mempawah, Rabu 31 Agustus 2022, pagi.

Demo yang dilakukan oleh warga ini, lantaran kesal karena SPBU tersebut sudah hampir dua minggu tidak melayani BBM jenis solar subsidi.

Akibat tidak adanya pelayanan itu, warga akhirnya tidak dapat mengisi bahan bakar kendaraan, dampaknya warga tidak bisa bekerja.

Kepada sejumlah wartawan, Andi Hamdani, menerangkan, warga sengaja mendatangi di SPBU Wajok karena sudah hampir 13 hari lamanya tidak menyalurkan atau mendistribusikan solar subsidi.

“Pasokan solar di SPBU Wajok ada bahkan jumlahnya mencapai 16 ton,” terang Hamdani.

“Stok solar ada. Tapi tidak dijual, kan percuma. Jadi kami yang membutuhkan ini, mau diapakan,” sambung Hamdani.

Hamdani menuturkan, pengelola SPBU Wajok beralasan tidak mendistribusikan solar karena mesin sistem pengisian secara online rusak, akibat disambar petir.

“Kalau sistem online rusak, maka seharusnya ada kebijakan dari pengelola agar dapat tetap mendistribusikan solar kepada masyarakat, seperti dengan cara manual dan sistem diawasi oleh pihak yang berkepentingan,” ujar Hamdani.

Hamdani menerangkan, sebelum menggelar aksi, pihaknya sudah berkomunikasi dengan pengelolaan SPBU agar segera mengambil kebijakan terbaik agar kebutuhan masyarakat terhadap solar tetap terpenuhi. “Jangan masalah ini dibiarkan secara terus menerus,” kata Hamdani.

Bandi warga lainnya mengungkapkan, dirinya juga sangat merasakan dampak dari tidak adanya pendistribusian solar dari SPBU Wajok kepada warga.

“Sudah hampir satu minggu ini, sopir-sopirnya berhenti bekerja, karena truk miliknya sudah tidak memiliki bahan bakar,” beber Bandi.

“Ini satu-satunya SPBU Pertamina Ritel di Wajok Hilir. Kebutuhan minyak kami tergantung dengan SPBU di sini,” sambungnya lagi.

Bandi menambahkan, untuk membeli solar di pengecer, dirinya mengaku tidak mampu, lantaran harganya lebih mahal.

“Jadi kami warga berharap, pelayanan penjualan solar di SPBU Wajok Hilir dapat kembali dibuka,” harap Bandi.

Sementara itu Saputra selaku pimpinan SPBU Wajok ketika dikonfirmasi dirinya menegaskan pihaknya berhenti melakukan pelayanan penyaluran solar subsidi ke masyarakat lantaran sedang mendapatkan sanksi dari BPH Migas dan Pertamina cabang Pontianak. “Kita diskorsing. Paling lama dua minggu skorsing,” terang Saputra.

“Skorsing itu baru beberapa hari kami jalankan,” sambungnya.

Dikatakan Saputra, skorsing itu bisa berlangsung dua minggu, bisa juga dibawah dua Minggu.

“Kita tidak bisa memastikan, namun jika ada pemberitahuan skorsing telah selesai maka akan kembali dilayani,” kata Saputra.

Diungkapkan pula oleh Saputra, sanksi itu diterima pihaknya lantaran ada temuan dari BPH Migas, yakni menyalahi aturan yang sudah ditetapkan dalam penyaluran BBM subsidi (solar).

“Kendala yang kedua sistem yang tersambar petir. Jadi ada dua kendala disini,” ungkap Saputra.

Semenjak di skorsing tidak ada kuota solar yang masuk di SPBU Wajok. Kemudian untuk stok solar yang masih ada, masih tersimpan, karena tidak bisa digunakan.

“Sempat kita ingin alihkan ke SPBU di Nusa Pati, namun SPBU Nusa Pati tidak maksimal, sehingga tidak dilakukan,” timpalnya.

Ditambahkan Saputra, pada intinya pihaknya hanya mengikuti aturan saja, sehingga tidak dapat berbuat banyak hingga sampai skorsing dicabut. (Zrn)

Respon (41)

Komentar ditutup.