Warga Dusun Anom Sepakat PT. Haji (Andemik) Stop Beroperasi

AKSARALOKA.COM, KUBU RAYA-Harapan PT. Happy Alam Jaya Niaga (PT. Haji) dan PT. Andemik akan ada solusi terkait kelangsungan usaha produksi beton ready mix kandas, setelah warga Dusun Anom Desa Ampera Raya Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya meminta perusahaan tersebut menyetop operasional usahanya, akibat dampak polusi debu semen dan getaran mesin produksi yang sangat mengganggu ketentraman lingkungan sekitar. Hal tersebut terungkap dari hasil pertemuan antara warga Dusun Anom dengan perwakilan PT. Haji dan PT. Andemik, Rabu (13/07/2022).

Pertemuan yang berlangsung di kediaman salah satu warga Dusun Anom yang terdampak aktivitas perusahaan tersebut, merupakan pemantapan hasil mediasi yang berlangsung di Kantor Desa Ampera Raya beberapa waktu lalu. Warga Anom menginginkan bisa kembali menghirup udara segar dan hidup tenang seperti sebelum perusahaan datang.

Hal tersebut dikatakan Nuari, salah seorang warga Anom yang menyatakan menolak PT. Haji dan rekanannya PT. Andemik kembali beroperasi. “Kalau mau kembali pada kegiatan awal dalam pengadaan atau perdagangan material pasir dan batu, silahkan saja. Namun bila tetap memproduksi beton ready mix maaf saja kami menolak,” tegasnya.

Hal yang sama juga dikatakan Ketua RW 006 Dusun Anom Yanto,  lingkungan disekitar tempat tinggal mereka saat ini tercemar debu semen dari aktivitas PT. Haji dan PT. Andemik. Dikatakan Yanto, sebelumnya tidak ada sosialisasi dengan warga sekitar terkait produksi beton dari perusahaan tersebut.

“Polusi debu semen dari produksi beton telah mencemari lingkungan kami. Bayangkan saja setiap harinya untuk bernapas saja sudah tak nyaman. Belum lagi sejumlah rumah retak, akibat getaran yang ditimbulkan dari mesin produksinya,” papar Yanto.

Ya’ Suparman, sebagai perwakilan managemen PT. Andemik dihadapan warga Anom mengaku tak bisa berbuat banyak atas keputusan warga yang menginginkan perusahaan tidak lagi melakukan kegiatan usaha. Dia juga mengaku terkejut dengan kenyataan yang terjadi dilapangan, setelah mengetahui dampak dari aktivitas perusahaan begitu mengganggu ketenangan warga sekitar.

“Terus terang Kami baru tahu kalau dampak polusi dari aktivitas perusahaan sangat tak mengenakan warga disini. Soal keputusan warga agar perusahaan tutup juga harus hormati,” ujar Surparman.

Pihaknya dalam hal ini tidak menutup mata terhadap kerugian yang telah diderita warga. Maka dari itu Suparman, akan menyampaikan kepada managemen PT. Andemik agar merehabilitasi rumah-rumah warga yang mengalami keretakan akibat getaran yang ditimbulkan dari mesin produksi beton milik perusahaan.

error: Content is protected !!