Pecahkan Persoalan Jurnalis di Era Digital, LKBN Antara Kalbar Gelar Talk Show Bersama AMSI dan Diskominfo Kalbar

AKSARALOKA.COM, PONTIANAK – Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara menggelar ‘Talk Show Bincang Antara’ dengan tema keterbatasan jaringan menjadi tantangan digital bagi jurnalis.

Agenda yang berlangsung di Jalan Ujung Pandang Kecamatan Pontianak Kota menghadirkan ini diikuti 20 Jurnalis di Kota Pontianak dari berbagai media.

Adapun narasumber dalam talkshow tersebut yakni Ketua AMSI Kalbar, Kundori dan Kabid Aplikasi Informatika Diskominfo Kalbar, Sofiarti Dyah Anggunia dengan kegiatan dibuka langsung Kepala Biro Antara Kalimantan Barat, Evy M Syamsir.

“Jurnalis saat ini tidak seperti dua dekade lalu yang hanya satu bidang saja, melainkan sekarang harus menguasai secara teks, foto maupun video. Bahkan masuk ke ranah penyajian info grafis serta konten medsos. Kita dituntut untuk menguasai berbagai macam dalam penyampaian informasi,”kata Kabiro Antara Kalbar dalam sambutannya pada acara tersebut.

Tantangan maupun permasalahan yang dihadapi jurnalis di era online/digital seperti saat ini adalah terkait akses jaringan internet.

“Ini sangat mempengaruhi aktifitas jurnalis berbasis online saat ini,”ujar Evy.

Maka dari itu dengan tantangan keterbatasan jaringan ini, dikatakan Evy pihaknya pun menggelar Talk Show tersebut untuk mencari solusi atas tantangan di era digital saat ini.

“Kita ucapkan terima kasih kepada Diskominfo Kalbar yang diwakili oleh Kabid nya langsung Ibu Sofiarti Dyah,”ucapnya.

Selaku pemateri, Sofiarti keterbatasan sinyal atau jaringan bukan hanya menjadi tantangan jurnalis masa kini, melainkan tantagan bagi semua bidang.

“Persoalan ini menjadi tantangan kita semua,”jelas Sofiarti.

Ia menyatakan demikian, lantaran hampir semua aspek membutuhkan akses internet dan tidak bisa dipungkiri juga bahwa tidak semua mendapatkan akses jaringan tersebut.

“Di tahun ini tercatat sebanyak 140 desa di Kalbar blankspot, yang di mana pada tahun sebelumnya 190 desa,”jelasnya.

Dipaparkan nya pula, sedangkan untuk sinyal kuat terdapat di 977 desa, sinyal lemah terdapat 914 desa.

“Untuk kantor desa berbasis internet ada sekitar 1400 dan 1433 desa internet warga. Harus diakui untuk daerah blankspot yakni terdapat kendala pelayanan akses internet,” katanya.

Untuk itu dalam penyediaan akses internet tersebut harus ada pengajuan dengan memenuhi beberapa syarat.

“Pengajuan bisa melalui Pemdes, Pemkab maupun Pemrov, kemudian akan diteruskan ke kementrian pusat,”terangnya.

Selain itu dirinya juga mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten maupun Provinsi melakukan pembinaan terhadap Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) untuk desa sinyal terbatas menjadi alternatif yakni terdapat 103 KIM.

“KIM ini baru ada di 12 Kabupaten. Dua Kabupaten belum ada KIM yakni di Landak dan Melawi,”kata Sofiarti.

Sementara itu Ketua AMSI Kalbar, Kundori mengatakan bahwa Jurnalis di era digital tidak bisa lepas dari jaringan atau akses internet karena informasi yang disajikan kepada masyarakat melalui portal web, maupun platform digital lainnya.

“Jurnalis masa kini juga dituntut harus mampu menggunakan alat multimedia untuk menopang kinerjanya, dan rata-rata smartphone menjadi pilihan utama jurnalis masa kini, dan itu membutuhkan akses jaringan,”jelas Kundori.

“Bekerja lebih cepat, terkait update berita. Di luar negeri itu satu wartawan harus mampu 15 berita yang diproduksi. Semuanya ditopang oleh alat kerja dan akses jaringan,”sambungnya.

Kundori pun sedikit menceritakan pengalamannya sebelum masuknya era digital seperti ini saat ini, di mana Ia beraktifitas lantaran tidak ada akses jaringan lantaran bertugas di luar Kota Pontianak, pernah mengalami mengirim berita lewat SMS.

“Bahkan pernah saya mengirim berita lewat Kantor Pos, Taksi dan jasa pengiriman, langkah-langkah itu diambil ketika tidak bisa mengirim berita apabila terkendala akses jaringan,” kata Kundori.

Maka dari itu Kundori berpesan kepada seluruh jurnalis di era digital ini tetap produktif walaupun harus diakui ada beberapa daerah yang terkendala dengan sinyal.

“Harus dapat diatasi, karena informasi akurat untuk masyarakat bersumber dari produk jurnalistik,”jelasnya

“Persoalan ini AMSI Kalbar aman mendorong pemerintah untuk menyiapkan fasilitas jaringan di daerah-daerah blankspot, untuk memecahkan persoalan kendala jurnalis digital di era saat ini,”pungkas Kundori. (ZRN)

Respon (68)

Komentar ditutup.

error: Content is protected !!