Canangkan Gerbangdutas 2024, Mendagri Tito Disambut Tarian ‘Besatu Bangun’ di Kalbar

PONTIANAK – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, selaku Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan disambut 200 penari di Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) Selasa (27/8/2024).

Sambutan ini menjadi seremoni pembuka Pencanangan Gerakan Pembangunan Terpadu Perbatasan (Gerbangdutas) Tahun 2024.

Ratusan penari yang berasal dari gabungan murid dan beberapa sanggar di Pontianak membawakan tarian kolosal dengan tema “Besatu Bangun” yang memiliki arti bersama-sama membangun.

Tarian ini mencerminkan kegiatan Pencanangan Gerbangdutas Tahun 2024 yakni kerja sama lintas sektor dalam membangun beranda depan Indonesia.

Dalam tarian ini digambarkan bahwa Kalbar yang merupakan salah satu provinsi di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mempunyai banyak keragaman di dalam suku, bahasa, agama dan budaya.

Sebagaimana tercermin dari kostum tari yang berasal dari Suku Dayak, Melayu dan Tionghoa beserta properti yang digunakan.

Kostum ratusan para penari tersebut juga menggambarkan 3 etnis di Kalbar. Sebagian penari menggunakan ornamen eksotis burung Enggang yang mempunyai paruh berbentuk tanduk dan perisai Dayak.

Tari Burung Enggang sudah turun temurun menjadi tarian wajib dalam setiap upacara adat Dayak.

Selain menggunakan kostum Burung Enggang, penari lainnya juga menggunakan perpaduan kostum melayu dan kostum Cheongsam khas Tionghoa dengan membawa payung.

Mendagri Tito sangat antusias dan menikmati penampilan tarian tersebut. Menariknya lagi perpaduan seni gerak, musik dan kostum tersebut mencerminkan kerja sama semua pihak dalam menampilkan sebuah tarian yang indah untuk dinikmati.

Mendagri Tito menyampaikan bahwa ada beberapa alasan terpilihnya Provinsi Kalbar dalam Pencanangan Gerbangdutas Tahun 2024. Alasan yang pertama adalah Kalbar memiliki beberapa Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang telah selesai dibangun dan tinggal diresmikan.

“Saya sudah melapor kepada Presiden (Jokowi)! ” tegas Mendagri Tito.

Alasan yang kedua, lanjut Mendagri Tito, karena di perbatasan darat wilayah Kalbar khususnya dengan Malaysia, perlu diperkuat dengan pembangunan.

Selain masyarakatnya bisa lebih sejahtera, hal ini juga membuat masyarakat merasakan pemerataan keadilan pembangunan.

Ia menjelaskan, kalau masyarakat perbatasan sudah sejahtera dan tercukupi otomatis akan memperkuat rasa nasionalisme dan menjadi buffer zone atau memperkuat zona pertahanan Indonesia dari berbagai gangguan eksternal.

“Itu konsep utama kita, kita membangun kawasan perbatasan tidak hanya untuk pemerataan pembangunan tapi juga kontribusi untuk mempercepat laju pembangunan Indonesia, tidak hanya diperkotaan urban tapi di desa dan perbatasan sekaligus memperkuat sistem pertahanan melalui peningkatan rakyat di perbatasan,” ungkap Mendagri Tito.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!