PONTIANAK – PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melalui Integrated Terminal (IT) Pontianak bersama Fakultas Fisipol Universitas Tanjungpura menggelar talkshow bertajuk
“CSR dan Keberlanjutan Sosial-Ekologis: Strategi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Gambut di Kawasan Khatulistiwa” (27/8/2025).
Dialog ini menghadirkan akademisi, mahasiswa, hingga penerima manfaat CSR Pertamina.
Selain memperkuat jejaring teori dan praktik, forum ini juga mempersiapkan mahasiswa Pembangunan Sosial Untan menghadapi tantangan dunia korporat dalam mengelola program TJSL.
Perwakilan IT Pontianak, Waskito Nugroho, menyebut CSR kini tak lagi sebatas filantropi.
“Transformasi CSR didorong regulasi, termasuk PROPER, yang mewajibkan perusahaan berkontribusi pada pengembangan masyarakat,” katanya.
Misrai, warga Kampung Gambut Siantan Hilir—penerima manfaat CSR—menuturkan perubahan drastis di desanya.
“Dulu kampung kami tertinggal, kotor, dan masyarakat pasif. Kini warga aktif membangun kawasan. Banyak pihak datang berkunjung,” ujarnya.
Sejak awal 2025, Kampung Gambut telah menerima 1.734 kunjungan. Program bernama Kuat Sihir itu mendorong pertanian lahan gambut berbasis organik. Hasilnya, penggunaan pupuk kimia berkurang hingga 80 persen.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Kami berharap kegiatan ini melahirkan SDM yang mampu meningkatkan efektivitas program pengembangan masyarakat,” katanya.
Selama ini, Pertamina menjalankan TJSL di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan, sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).
