PONTIANAK — Ratusan pesepeda memadati Bundaran Digulis Untan, Jumat (27/6/2025) malam, dalam aksi kampanye bertajuk Critical Mass Pontianak. Gerakan ini menjadi wadah bagi para pesepeda Kota Pontianak untuk menyuarakan hak mereka sebagai pengguna jalan.
Peserta kemudian mengayuh sepeda menyusuri rute Jalan Ahmad Yani – Sutoyo – Sultan Abdurrahman – Veteran – Gajah Mada – Pattimura – Jenderal Urip – HOS Cokroaminoto, dan berakhir di kafe Nutricula, Jalan Beringin.
Ketua panitia, Ryan, menjelaskan bahwa Critical Mass digelar rutin setiap akhir bulan dan terbuka untuk umum.
“Ini bukan ajang balap. Kami ingin mengingatkan bahwa pesepeda juga punya hak yang sama di jalan raya,” ujar Ryan.
Meski semula hanya menargetkan 50 peserta, jumlah yang hadir membeludak hingga lebih dari 100 orang. Banyak warga yang spontan bergabung setelah melihat iring-iringan pesepeda melintas.
“Semakin banyak yang ikut, makin kuat pesan yang kami bawa,” kata Ryan.
Menurutnya, infrastruktur pendukung pesepeda di Pontianak cukup memadai. Jalur khusus sudah tersedia dan bisa dimanfaatkan. Namun, kendala utama justru datang dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam berbagi ruang.
“Jalur sepeda sering disalahgunakan untuk jogging atau berjalan kaki. Di sisi lain, kalau kami ambil jalur jalan umum, justru kena protes. Padahal kami sudah lengkapi diri dengan helm, lampu, dan atribut keselamatan,” jelasnya.
Aksi ini, tambah Ryan, diharapkan bisa mendorong lahirnya kesadaran kolektif untuk saling menghargai di jalan. Ia juga menekankan pentingnya regulasi yang jelas dan penegakan aturan yang konsisten.
“Critical Mass akan terus kami gelar setiap bulan, terbuka untuk siapa saja yang ingin ikut menyuarakan pentingnya kota ramah sepeda,” pungkasnya.
